KELOMPOK 7.
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Bagaimana kita menentukan sebuah Lembaga Pendidikan/Sekolah telah melakukan tugasnya dengan berhasil ? Jika semua siswanya lulus dengan predikat baik dan Halalan Toyiban, serta semua siswanya mampu melanjutkan ke sekolah atau perguruan tinggi unggulan. Apakah hal tersebut menyatakan kepada kita bahwa sekolah tersebut efektif ? Atau apakah kita harus melihat kenaikan kualitas input siswa baru, jumlah siswa, atau jumlah gaji rata-rata para guru dan karyawan?
Contoh diatas dimaksudkan untuk secara sepintas melihat masalah yang akan dijumpai jika kita menentukan atau mengukur keefektifan organisasi. Keeefektifan organisasi dianggap sangat penting, oleh karena itu perlu dibahas dalam makalah ini. Tapi sampai saat ini masih belum ada kesepakatan umum mengenai arti yang sebenarnya dari keefektifan organisasi.
II. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan dibahas mengenahi :
1.Bagaimana definisi dari efektifitas organisasi ?
2.Bagaimana Pendekatan keefektifan organisasi ?
3.Bagaimana perbandingan keempat pendekatan keefektifan organisasi ?
III. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk membahas :
1.Definisi dari efektifitas organisasi
2.Pendekatan-pendekatan efektifitas organisasi
3.Perbandingan keempat pendekatan keefektifan organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN EFEKTIFITAS ORGANISASI
Organisasi adalah merupakan kumpulan dari individu dan kelompok sehingga keefektifan organisasi pada dasarnya adalah merupakan fungsi dari keefektifan individu dan kelompok. Secara lebih sederhana organisasi adalah kesatuan susunan yang terdiri dari sekelompok oarang yang mempunyai tujuan yang sama, yang dapat dicapai secara bersama, dimana dalam melakukan tindakan itu ada pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab bagi tiap-tiap personal yang terlibat didalamnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Organisasi biasanya berada dalam lingkungan yang bergolak dengan sumberdaya terbatas, lingkungan yang berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman, perubahan tersebut akan memepengaruhi efektivitas organisasi. Dalam lingkungan demikian organisasi harus tanggap dan pandai mengantisipasi perubahan agar organisasi tersebut tetap dapat mempertahankan keberadaannya (exist) dan dapat berfungsi (functional). Agar organisasi dapat mempertahankan keberadaannya dan dapat berfungsi, maka organisasi itu haruslah efektif.
Untuk menilai apakah organisasi itu efektif atau tidak, ada banyak pendapat antara lain mengatakan bahwa suatu organisasi efektif atau tidak, secara keseluruhan ditentukan oleh apakah tujuan organisasi itu tercapai dengan baik atau sebaliknya. Teori yang paling sederhana ialah teori yang berpendapat bahwa efektivitas organisasi sama dengan prestasi organisasi secara keseluruhan, pandangan yang juga penting adalah teori yang menghubungkan tingkat kepuasan para anggotanya. Menurut teori ini sesuatu organisasi dikatakan efektif bila para anggotanya merasa puas. Akhir-akhir ini berkembang suatu teori atau pandangan yang lebih komprehensif dan paling umum dipergunakan dalam membahas persoalan efektivitas organisasi adalah kriteria flexibility, productivity dan satisfaction.
Dengan melihat organisasi sebagi sistem, usaha membahas efektivitas organisasi secara lebih komprehensif menjadi lebih mungkin. Memang dalam kenyataan sangatlah sulit melihat atau mempersamakan efektivitas organisasi dengan tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan. Hal ini disebabkan selain karena selalu ada penyesuaian dalam target yang akan dicapai, juga dalam proses pencapaiannya sering sekali ada tekanan dari keadaan sekeliling. Kenyataan tersebut selanjutnya menyebabkan bahwa jarang sekali target dapat tercapai secara keseluruhan. Adam I. Indrawijaya. (2000:227).
Menurut Soekarno K. (1986:42) efektif adalah pencapaian tujuan atau hasil dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, fikiran alat dan lain-alat yang telah dikeluarkan/ digunakan. Hal ini berarti bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki. Jadi pengertian efektivitas kinerja organisasi adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dilakukan dikerjakan oleh setiap individu secara bersama-sama. Pandangan efektivitas kinerja organisasi sebagaimana gambaran di bawah ini :
Efektivitas Organisasi
Efektivitas Kelompok
Efektivitas Individu
Hubungan antara ketiga pandangan mengenai efektivitas diperlihatkan dalam gambar 1. Anak panah yang menghubungkan setiap tingkat tidak menunjukkan bentuk khusus dari hubungan tersebut. Yakni efektivitas individual adalah harus merupakan sebab dari kelompok, begitu pula tidak dapat dikatakan bahwa efektivitas kelompok adalah jumlah dari efektivitas individu. Hubungan antara pandanganpandangan tersebut berubah-ubah tergantung dari faktor-faktor seperti jenis organisasi, pekerjaan yang dilaksanakan, teknologi yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
Berdasarkan kajian histories tentang perkembangan konsep keefektifan organisasi dapat dilihat pada awalnya sekitar tahun 1950-an, dimana keefektifan diartikan secara sederhana sebagai sejauh mana sebuah organisasi mewujudkan tujuan-tujuannya.
Keefektifan organisasi dapat didefinisikan sebagai tingkatan pencapaian organisasi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
II. PENDEKATAN-PENDEKATAN KEEFEKTIFAN ORGANISASI
Pendekatan Pencapaian Tujuan (goal attainment approach)
Pendekatan pencapaian tujuan mengasumsi bahwa organisasi adalah kesatuan yang dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan. Oleh karena itu, pencapaian tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang keefektifan. Namun demikian agar pencapaian tujuan bisa menjadi ukuran yang sah dalam mengukur keefektifan organisasi, asumsi-asumsi lain juga harus diperhatikan. Pertama, organisasi harus mempunyai tujuan akhir. Kedua, tujuan-tujuan tersebut harus diidentifikasi dan ditetapkan dengan baik agar dapat dimengerti. Ketiga, tujuan-tujuan tersebut harus sedikit saja agar mudah dikelola. Keempat, harus ada consensus atau kesepakatan umum mengenai tujuan-tujuan tersebut.
Beberapa permasalahan dalam pendekatan ini antara lain adalah :
apa yang dinyatakan secara resmi oleh sebuah organisasi sebagai suatu tujuan tidak selalu mencerminkan tujuan yang sebenarnya.
Tujuan jangkan pendek sering kali berbeda dengan tujuan jangka panjangnya.
Organisasi yang memiliki tujuan majemuk akan menciptakan kesulitan.
Pendekatan Sistem (system approach)
Pendekatan system terhadap efektifitas organisasi mengimplikasikan bahwa organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika slah satu sub bagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul dampak yang negative terhadap performa keseluruhan system.
Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi yang berhasil dengan konstituensi lingkungan. Manajemen tidak boleh gagal dalam mempertahankan hubungan yang baik dengan para pelanggan, pemasok, lembaga pemerintahan, serikat buruh, dan konstituensi sejenis yang mempunyai kekuatan untuk mengacaukan operasi organisasi yang stabil.
Kekurangan yang paling menonjol dari pendekatan system adalah hubungannya dengan pengukuran dan masalah apakah cara-cara itu memang benar-benar penting. Keunggulan akhir dari pendekatan system adalah kemampuannya untuk diaplikasikan jika tujuan akhir sangat samara atau tidak dapat diukur.
Pendekatan Konstituen-Strategis (strategic-constituencies approach)
Pendekatan konstituensi-strategis memandang organisasi secara berbeda. Organisasi diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Dalam konteks ini, keefektifan organisasi menjadi sebuah penilaian tentang sejauh mana keberhasilan sebuah organisasi dalam memenuhi tuntutan konstituensi kritisnya yaitu pihak-pihak yang menjadi tempat bergantung organisasi tersebut untuk kelangsungan hidupnya di masa depan.
Kekurangan dari pendekatan ini adalah dalam praktik, tugas untuk memisahkan konstituensi strategis dari lingkungan yang lebih besar mudah untuk diucapkan, tetapi sukar untuk dilaksanakan. Karena lingkungan berubah dengan cepat, apa yang kemarin kritis bagi organisasi mungkin tidak lagi untuk hari ini. Dengan mengoperasikan pendekatan konstituensi strategis, para manajer mengurangi kemungkinan bahwa mereka mungkin mengabaikan atau sangat mengganggu sebuah kelompok yang kekuasaannya dapat menghambat kegiatan-kegiatan sebuah organisasi secara nyata.
Pendekatan Nilai-nilai Bersaing (Competing-values approach)
Nilai-nilai bersaing secara nyata melangkah lebih jauh dari pada hanya pengakuan tentang adanya pilihan yang beraneka ragam. Pendekatan tersebut mengasumsikan tentang adanya pilihan yang beraneka ragam. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa berbagai macam pilihan tersebut dapat dikonsolidasikan dan diorganisasi. Pendekatan nilai-nilai bersaing mengatakan bahwa ada elemen umum yang mendasari setiap daftar criteria Efektifitas Organisasi yang komprehensif dan bahwa elemen tersebut dapat dikombinasikan sedemikian rupa sehingga menciptakan kumpulan dasar mengenahi nilai-nilai bersaing. Masing-masing kumpulan tersebut lalu membentuk sebuah model keefektifan yang unik.
III. PERBANDINGAN KEEMPAT PENDEKATAN
Setelah membahas empat pendekatan yang berbeda untuk menilai keefektifan organisasi yang masing-masing mempunyai cara tersendiri serta dapat menjadi model yang bermanfaat. Untuk menentukan dalam kondisi bagaimana dari masing-masing pendekatan itu agar dapat dicapai hasil yang optimal, berikut ini akan diikhtisarkan setiap pendekatan tersebut dengan cara mengidentifikasikan apa yang dibutuhkan dalam menetapkan keefektifan beserta kondisi-kondisi yang diperlukan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Membuat definisi tentang keefektifan organisasi memang sulit dan kompleks, dengan menggunakan empat pendekatan dalam menilai keefektifan yang meliputi : (1) Pendekatan pencapaian tujuan menetapkan bahwa EO sebagai pencapaian tujuan akhir; (2) Pendekatan system memfokuskan pada cara-cara dan kemampuan organisasi memperoleh masukan, memproses masukan tersebut, menyalurkan keluaran, dan mempertahankan stabilitas dan keseimbangan dalam system ; (3) Pendekatan konstituensi-strategis yang mendefinisikan EO sebagai sesuatu yang dapat memenuhi tuntutan dari konstituen di dalam lingkungan organisasi disebabkan organisasi memerlukan dukungan terus menerus sehingga keberhasilannya diukur dari kemampuan untuk memuaskan individu, kelompok, serta lembaga yang menjadi tempat bergantung bagi kelangsungan hidup organisasi tersebut; (4) Perspektif terakhir adalah pendekatan yang berdasarkan pada nilai-nilai bersaing, yang mencoba mempersatukan sejumlah besar kriteria tentang EO kedalam empat model, masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai serta dalam tahap mana organisasi tersebut berada di daur hidupnya.
Secara konseptuan Efektifitas Organisasi memang kompleks begitu juga upaya untuk mendefinisikan, bahwa keefektifan organisasi secara umum dapat didefinisikan sebagai tingkatan pencapaian organisasi atas tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
SUMBER
http://muzakki82.wordpress.com/2010/03/23/efektifitas-organisasi/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Evektivitas Organisasi"
Post a Comment